Karpet Masjid PT.Niceso Sukses Indonesia Tangerang, Banten



Karpet Masjid Lokal jenis Kingdom yang akan kami pasang di PT.Niceso Sukses Indonesia yang berada di Jl. Diklat Pemda No.168, Curug Wetan, Kec. Curug, Tangerang, Banten 15810. 

PT. Niceso merupakan perusahaan retail dengan konsep modern store yang menyediakan berbagai jenis kategori seperti Alat Tulis Kantor, Mainan, Fancy, Peralatan Rumah Tangga, aksesoris handphone plus komputer dan masih banyak lagi. Kedatangan kami kali ini akan melakukan pemasangan karpet masjid di Headoffice PT. Niceso.

Perjalanan kami mulai dari pusat toko kami yang berada didaerah bekasi menuju ke lokasi memerlukan waktu hampir 2 jam, tak lupa tim kami memakai standar kerja yang terutama sepatu. Dalam perjalanan mengalami sedikit kemacetan dan alhamdulillahnya sampai dengan selamat di tujuan akhir.

Sebelum menuju ke musholla tim kami sempat mengalami pengecekan di gerbang security untuk bisa masuk ke PT.Niceso, alhamdulillah sukses melewati tahap pengecekan. Sesampai di musholla kami langsung menurunkan semua barang dan peralatan-peralatan yang kami bawa. Kami mengerjakan dari mihrabnya dulu sesuai permintaan klien.

Proses pengerjaannya cukup cepat tidak sampai 2 jam tuk pengerjaan dari menggelar sampai tahap akhir pengobrasan tepi supaya lebih awet dan tahan lama, total keseluruhan karpet yang kami pasang 64.8 M2.

Motif bunga seperti naga memberi motivasi dengan berjalannya PT.niceso yang penuh lika-liku persaingan dan warna merah simbol keberanian dalam melakukan. Cocok banget dengan suasana mushollanya perpaduan warna, motif dan warna dinding begitu menyala dan pastinya karpet ini memiliki tebal 0.9mm, cukup puas dengan dana yang dikeluarkan.

Alhamdulillah, terimakasih banyak atas kepercayaannya kepada kami, semoga menjadi berkah.


Share:

Karpet Masjid PT.HSRCC Duren Sawit, Jakarta Timur



Kedengarannya PT.HSRCC begitu asing ditelinga kita. ya pastinya ini adalah PT contractor kereta cepat, HSRCC kepanjangan dari High Speed Railway Contractor Consortium yang berkantor di daerah Giant Super Market, Jl. Raya Kalimalang No.3, RT.3/RW.10, Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13450.

kedatangan kami akan melakukan proses pemasangan karpet masjid di Musholla PT.HSRCC yang merupakan project team PT.Wijaya karya Tbk. Karpet yang akan kami pasang jenis lokal kelas atas yakni Iranshahr yang miliki ketebalan 10mm dengan bahan halus dan lembut dibanding dengan jenis yasmin yang sekelasnya.

Proses pemasangan dimulai dengan menggelar karpet kemudian bentuk dan sesuaikan dengan arah posisi kiblat. Kemudian proses pengobrasan dengan mesin jahit khusus agar benang lebih kuat dan tahan lama. Tahap akhirnya adalah pembersihan sisa-sisa potongan dan vaccum sisa benang.

Proses berjalan dengan lancar dan mudah, Arah kiblat lurus dan tidak ada tiang di dalam ruangan utama membuat kami dapat menyelesaikan setiap pemasangan dengan lebih cepat. Kini 36 meter karpet masjid meteran yang berhasil dipasang rapi dan presisi sudah siap menemani ibadah jamaah dimusholla PT.HSRCC.

Motif minimalis keemasan dibawah buat meluruskan dan merapatkan shaff, dikombinasi dengan motif bintik putih membuat suasana keindahan dan kenyaman dalam beribadah.

Walaupun karpet yang kami pasang jenis lokal kelas atas tapi tak membuat surut tuk beribadah karena ini memiliki kelembutan dan kehalusan yang pastinya nyaman buat pijakan kaki. Karpet yang banyak diminati dan harganya juga terjangkau.

Alhamdulillah, terimakasih banyak atas kepercayaannya kepada kami semoga menjadi berkah.


PT.HSRCC (High Speed Railaway Contractor Consortium)


Share:

Karpet Masjid Baitul Makmur Ponpes Asshidiqiyah Jakarta Barat


Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang didirikan pada Bulan Rabiul Awal Tahun 1408 H  ( Bulan Juli Tahun 1985 ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Yang beralamat di Jl. Panjang No.6c, RT.5/RW.11, Kedoya Utara, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11520

Dalam Kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Pondok pesantren ini memiliki 11 cabang diantaranya 5 didaerah Jawa Barat, 2 di Tangerang, 2 di Lampung, 1 di Palembang dan 1 Jakarta Barat (Pusat).

Kedatangan kami kali ini untuk melakukan pemasangan karpet masjid Baitul Makmur di Pondok Pesantren Asshidiqiyah Pusat yang memiliki luar ruangan kurang lebih 382 meter persegi. karpet asofa yang akan kami pasang dimasjid ini, karpet lokal produk hjkarpet yang banyak diminati.

Perjalanan kami dari pusat menuju lokasi sekitar 1 jam 30 menit dan selamat sampai tujuan dengan sedikit kemacetan dijalan. DKM Masjid dan santri menyambut kedatangan kami penuh keramahan dan senang. Proses penurunan barang serta peralatan dibantu oleh santri dengan penuh semangat.

Pengerjaan kami mulai menggelar karpet bagian shaff pertama sampai terakhir, ada beberapa shaff terdapat pilar dan harus dicoak untuk merapikan keindahan didekat pilar. Coakan terdapat di shaff ke-5, ke-10 dan ke-11 dengan ukuran coakan besar. Prosesnya berjalan dengan lancar dan mudah, arah kiblatnya pun lurus sehingga memudahkan pemasangan dan pencoakan dibagian pilar.

Nuansa ruangan masjid sangat indah nan elegan, kombinasi antara karpet warna hijau polos dengan pilar bagian bawah warna menyerupai karpet yang kami pasang ditambah motif bunga buat pelurusan shaff sholat.

Aura keindahan dan kenyamanan dari motif bunga di bagian batas serta aksen polos di bagian tengahnya. Kini batas antar shaff terlihat lebih jelas, insyaAllah jamaah bisa lebih meluruskan dan merapatkan shaffnya sesuai ajaran Rasulullah.

Alhamdulillah terimakasih banyak atas kepercayaannya kepada kami, semoga menjadi berkah.

                                         




Share:

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG KALENDER HIJRIAH



Kalender Hijriah merupakan sistem penanggalan dalam Islam yang berkaitan dengan ibadah dan hari-hari besar dalam Islam. Berkaitan dengan ibadah misalnya adalah menentukan awal dan akhir Ramadhan, menentukan waktu ibadah haji dan hari Arafah, serta menentukan tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu'ah dan Asyura).

Sementara yang terkait dengan hari besar adalah untuk menentukan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha, Maulid Nabi, dan tahun baru Hijriah.

Berbeda dengan tahun masehi yang sistem penanggalannya menentang pada revolusi bumi, pada tahun Hijriah sistem penanggalannya sendiri pada revolusi bulan, atau perputaran bulan berganti bumi. Oleh sebab itu tahun Hijriah disebut juga dengan tahun Qamariah, yang berarti rembulan.

Sejarah Tahun Hijriah islam

Tahun Hijriah baru ditetapkan 6 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW. Sebelumnya pada zaman Rasulullah atau zaman pra-Islam, masyarakat Arab menggunakan referensi peristiwa-peristiwa penting sebagai tahun. Misalkan tahun Fijar, untuk menamai tahun yang bertepatan dengan mempercepat perang Fijar.

Tahun Gajah, untuk tahun kompilasi Raja Abrahah bergabung bersama bergajahnya menyerang Ka'bah. Oleh sebab itu tahun lahirnya Nabi Muhammad disebut sebagai tahun Gajah, karena terjadi setelah penyerangan pasukan bergairah raja Abrahah.

Tahun Hijriah baru ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Tepatnya pada tahun 638 Masehi. Hal tersebut bermula kompilasi muncul Konfirmasi perbendaharaan Negara. Pada waktu itu dokumen-dokumen Negara serta surat-surat penting Negara tidak tertera tahun penulisannya.

Membuat hal tersebut menyulitkan para pejabat Negara untuk menentukan kapan saja dokumen dan surat-surat yang dibuat.

Khalifah Umar Bin Khattab kemudian mengumpulkan pejabat-pejabat dan tokoh-tokoh penting untuk membahas pemilihan tahun dan sistem kalender dalam islam.

Beberapa tokoh menyetujui kelahiran Nabi Muhammad sebagai acuan awal tahun baru islam. Sebagian lagi diusulkan wafatnya nabi Muhammad sebagai acuannya. Namun kedua usul tersebut ditolak oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Alasan ditolaknya kedua usul tersebut adalah karena Khalifah Umar bin Khattab ingin menghindari Tasyabuh. Jika menjadikan kelahiran Nabi Muhammad sebagai awal tahun islam, maka hal ini menyebabkan umat Nasrani yang menjadikan kelahiran Nabi Isa atau Almasih sebagai awal tahun Masehi.

Namun jika membuat wafatnya Rasulullah sebagai acuannya, maka hal tersebut menyebabkan kaum majusi yang menjadikan raja kematian mereka sebagai acuan penentuan tahun.

Setelah melalui berbagai musyawarah dan diminta tentang titik acuan dimulainya penanggalan kalender Islam. Akhirnya diputuskan dari hijrahnya, Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah menjadi tahun pertama dalam kalender Islam.
Oleh karena itu kalender islam disebut dengan kalender Hijriah yang diambil dari kata Hijrah. Dengan adanya Kalender Islam ini maka peristiwa Hijrah Nabi Muhammad terjadi pada tanggal 2 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah.

Perbedaan Tahun Hijriah dan Masehi

Pergantian Hari

Cara menentukan hari pada kalender hijriah berbeda dengan kalender masehi. Jika pada kalender masehi dihitung pergantian hari lewat 00.00 malam, maka berbeda dengan kalender hijriah, maka pergantian hari dimuai sejak matahari terbenam atau pada waktu maghrib.

Penentuan Tahun Kabisat

Perbedaan antara tahun hijriah dan tahun masehi yang kedua adalah cara menentukan tahun kabisat. Jika dalam kalender masehi, tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4. Contoh tahun 2016 habis jika dibagi 4, maka 2016 adalah tahun kabisat. Sementara dalam kalender hijriah, tahun kabisat adalah tahun yang dikumpulkan dibagi 30 maka memiliki sisa 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, atau 29. Contoh 1409: 30 = 46 sisa 29.

Nama Bulan Dari Zaman Pra-Islam

Pemberian nama-nama pada kalender hijriah bukan ditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab seperti penetapan tahun hijriah. Akan tetapi nama-nama bulan tersebut sudah ada jauh sebelum Nabi Muhammad lahir. Pemberian nama-namma tersebut berdasarkan kondisi alam di Arab dan kebiasaan masyarakat Arab pada bulan-bulan tersebut.

Arti Nama bulan

Lebih orang lebih dari hafal nama-nama bulan dalam kalender Masehi dari bulan dalam kalender Hijriah. Nama bulan dalam kalender masehi diambil dari nama-nama Dewa Yunani dan Romawi, sebagai contoh Januari diterima dari kata Janus, yang merupakan nama salah satu Dewa dalam mitologi Romawi.

Berbeda dengan bulan pada kalender masehi yang diambil dari nama-nama dewa, nama-nama bulan dalam tahun baru Hijriah diambil dari kebiasaan masyarakat Arab dan lingkungan di Arab pada bulan-bulan tersebut ..

Berikut adalah nama-nama bulan dalam kalender hijriah ikut artinya:

1. Muharam

Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender hijriah. Karena berasal dari kata Haram, karena pada bulan ini diharamkan melakukan perang.

2. Shafar

Shafar satu suku kata dengan kata Shifr [صفر] memiliki arti kosong. Pemuda-pemuda yang merantau, membuat rumah-rumah mereka kosong. Oleh karena itu bulan kompilasi para pemuda dan masyarakat arab disebut dengan bulan safar.

3. Rabiul Awal

Rabiul Awal artinya dari kata al-Irtibaa 'jamaknya Arba' yang berarti musim semi. Rabiul Awal berarti awal musim semi

4. Rabiul Akhir

Sementara Rabiul akhir berarti akhir musim semi.

5. Jumadil Ula / Awal

Jumadil Ula berasal dari kata Jumada dan Ula. Jumada berarti pembekuan udara, dan Ula memiliki arti awal. Karena pada bulan ini udara sangat dingin seperti membeku. Dikatakan demikian karena bulan ini adalah musim panas, yang karena saking panasnya, air bisa saja membeku, artinya kekeringan.

6. Jumadil Akhir

Jumadil Akhir memiliki arti pembekuan air yang terakhir.

7. Rajab

Kata Rajab berasal dari kata Tarjib jamaknya Arjaba yang memiliki arti pengagungan.

8. Sya'ban

Kata Sya'ban berasal dari kata Sya'abiin yang memiliki bermacam-macam suku. Karena pada bulan ini banyak sekali suku-suku yang berperang.

9. Ramadhan

Ramadhan berasal dari kata Ramidhat. Ramidhat memiliki arti onta yang kehausan. Pemberian nama ini karena pada bulan ini sangat panas sehingga onta-onta kehausan.

10. Syawwal

Syawwal diterbitkan dari kata syawwiil yang berarti onta yang dapat ditingkatkan. Yang disetujui Onta menaikkan ekor adalah onta kawin, karena pada bulan ini merupakan musim onta kawin.

11. Dzulqa'dah

Kata Dzulqa'dah berasal dari kata Dzawal Al-Qa'dah yang berarti istirahat berperang. Pemberian nama tersebut pada bulan ini suku-suku pulang dari melakukan perang.

12. Dzulhijjah

Berasal dari kata Dzawal al-Hajjah. Haji berarti berhaji, diarenakan pada bulan ini orang-orang berangkat berhaji.

Jumlah Hari Dalam Setahun

Perbedaan kalender Masehi dan Hijriah yang dihitung berdasarkan jumlah hari dalam satu tahun. Jika jumlah hari dalam setahun ditransfer 365-366 hari, maka berbeda dengan kalender hijriah yang hanya memiliki 354-355 hari dalam penambahan. Perbedaan ini disebabkan Tahun Masehi membahas pada Revolusi Bumi melawan matahari, sedangkan Tahun Hijriah memutuskan pada Revolusi bulan terhadap bumi.

Oleh karena itu tahun masehi disebut juga dengan tahun Syamsiah, sedangkan Tahun Hijriah disebut juga dengan Tahun Qamariyah.
Share:

7 AMALAN SUNNAH DIBULAN DZULHIJJAH


Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriah. Dalam agama Islam bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang mulia Karena termasuk salah satu bulan Haram (kemuliaan).

Allah SWT berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(QS: At-Taubah:36)

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad menjelaskan tentang bulan Haram tersebut:

“Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban.” (HR: Bukhari dan Muslim)

Ternyata ada beberapa amalan istimewa yang Allah cintai pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Apa saja? Catat dan amalkan yuk.

1. Perbanyak amal shalih.

Sesungguhnya amal shalih dicintai oleh Allah Ta’ala. Dan ini pasti akan memperbesar pahala di sisi Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang tidak memungkinkan melaksanakan haji, maka hendaknya dia menghidupkan waktu-waktu yang mulia ini dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala berupa shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, doa, shadaqah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali persaudaraan, memerintahkan yang baik dan melarang yang munkar, dan berbagai amal baik dan ketaatan.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

مامِن أيامٍ العملُ الصالحُ فيها أحبُّ إلى اللهِ من هذه الأيامِ يَعْني أيامَ العشرِ قالوا: يا رسولَ اللهِ! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجلٌ خَرَجَ بنفسه ومالِه فلم يرجعْ من ذلك شيء

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid),” (HR Bukhari)

Sumber : https://bit.ly/3gDR9jphttps://bit.ly/31SQeHr

2. Perbanyak takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih.

Allah Ta’ala berfirman,

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 28) Menurut Juhmur ulama, makna al-ayyam al-ma’lumat adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang diriwatkan dari Ibnu Abbasradhiyallaahu 'anhuma, “Al-Ayyam al-Ma’lumat: Hari sepuluh."

Salah satu bentuk kalimat takbirnya adalah:

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر ولله الحمد

Dan masih ada lagi bentuk takbir yang lain.

3. Disunnahkan mengeraskan takbir, tahmid, tahlih dan tasbih.

Di setiap tempat yang dibolehkan untuk dzikrullah disunnahkan untuk menampakkan ibadah dan memperlihatkan pengagungan terhadap Allah Ta’ala. Kaum laki-laki mengeraskannya sementara kaum wanita melirihkannya.

4. Berpuasa.

Seorang muslim disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah karena Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sangat menganjurkan untuk beramal shalih pada sepuluh hari ini, dan puasa salah satu dari amal-amal shalih tersebut.

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam melaksanakan puasa 9 Dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, dari sebagian istri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ

“Adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam melaksanakan puasa 9 Dzulhijjah, hari ‘Asyura, dan tiga hari setiap bulan serta senin pertama dari setiap bulan dan dua hari Kamis.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Shahih Abi Dawud: 2/462)

5. Berkurban.

Di antara amal shalih pada hari yang kesepuluhnya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan kurban yang gemuk dan bagus, dan berinfak di jalan Allah Ta’ala.

6. Melaksanakan haji dan umrah.

Sesungguhnya di antara amalan yang paling utama untuk dikerjakan pada sepuluh hari ini adalah berhaji ke Baitullah al-Haram.

Maka siapa yang diberi taufik oleh Allah untuk melaksanakan haji ke Baitullah dan melaksanakan manasiknya sesuai dengan ketentuan syariat, maka dia mendapatkan janji –Insya Allah- dari sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, “Haji yang mabrur ridak ada balasannya kecuali surga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

7. Taubat Nasuha.

Di antara yang sangat ditekankan pada sepuluh hari ini adalah bertaubat dengan benar-benar (taubatan nasuha), meninggalkan perbuatan maksiat dan melepaskan diri dari seluruh dosa.

Taubat adalah kembali kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan apa saja yang dibenci-Nya yang nampak maupun yang tersembunyi sebagai bentuk penyesalan atas perbuatan buruk yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan beristiqamah di atas kebenaran dengan melaksanakan apa-apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala.

Semoga kita tergolong sebagai hamba-hamba Allah yang bisa kontinyu dan istiqamah dalam beribadah kepadaNya. Memanfaatkan setiap kesempatan yang telah disediakan untuk memanen pahala. Sehingga kita datang kepada Allah dengan membawa bekal yang cukup dan memiliki modal yang memadai untuk memasuki surga-Nya yang amat indah dan menyenangkan.
Share:

Chat Kami